Bursakota.co.id, Natuna – Tingginya kasus hipertensi menjadi pemicu komplikasi penyakit kronik pada masyarakat Kabupaten Natuna.
Hipertensi tidak bisa di anggap remeh, Komplikasi yang dapat terjadi akibat hipertensi itu bermacam seperti penyakit jantung koroner, gagal jantung, stroke, gagal ginjal kronik, dan retinopati.
Ketika penderita hipertensi adalah orang dengan penyakit gagal ginjal kronik maka penderita harus cuci darah. Tercatat saat ini sebanyak 26 orang pasien cuci darah secara berkala di Kabupaten Natuna.
Hal ini dikatakan oleh Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Natuna, Hikmat Aliansyah di ruang kerjanya pada Senin (18/09/2023).
Menurut Hikmat, dari 26 pasien cuci darah ada yang mengharuskan cuci darah secara berkala baik dalam satu minggu dua kali, satu minggu sekali dan dua minggu sekali.
“Mayoritasnya itu dua minggu satu kali,” terangnya.
Lanjut Hikmat, tentunya hal ini berdampak pada ketersediaan darah di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) yang masih terbatas.
“Ketersediaan darah di RSUD itu banyak ketika PMI dan pihak rumah sakit melaksanakan donor darah massal, ketika hal ini tidak dilakukan maka stok darah itu sangat terbatas,” imbuhnya.
Selain itu, Hikmat juga menuturkan, selain berdampak pada stok darah, pasien cuci darah ini juga berdampak pada APBD.
“Kenapa berdampak pada APBD, karena tidak semua pasien cuci darah di tanggung BPJS. BPJS tak bisa membayar semua, jadi sisanya ditanggung pemerintah daerah,” terang Hikmat.
Menurut Hikmat, satu kali cuci darah ada Bahan Medis Habis Pakai (BMHP) yang dikeluarkan oleh pihak Rumah Sakit dengan nilai 1 juta rupiah.
“Ini untuk satu kali cuci, kalau satu minggu dua kali berarti biaya yang harus di keluarkan pemerintah itu sebesar 2 juta,” terangnya.
Untuk itu, Hikmat berpesan agar para penderita hipertensi di Kabupaten Natuna untuk rajin melakukan pemeriksaan baik ke puskesmas maupun ke Rumah Sakit agar tidak terjadi komplikasi. (Bk/Dika)