Sungai IDI Diubah Menjadi Tempat Sampah Terpanjang, Anak Cucu Kita Terancam

0
28
Ket Foto : Sungai IDI di Kabupaten Aceh Timur

Bursakota.co.id, Aceh Timur – Sungai IDI merupakan salah satu sungai terpanjang di wilayah kabupaten Aceh Timur, keindahan sungai IDI hilang ketika manusia tidak menghargai buatan sang Pencipta.

Pasalnya, sampah rumah tangga dan limbah hasil bongkar muat ikan dari kapal nelayan berserakan menutupi aliran sungai seolah sungai hanyalah bagian dari tong sampah khusus sehingga menimbulkan pencemaran udara dan lingkungan habitat disekitarnya. Jum’at,(03/01/2025).

Pemukiman penduduk terlihat mulai dari hulu sungai ke hilir sungai. Dihulu sungai ada Desa Jambo Reuhat kecamatan Banda Alam, lalu melewati Kecamatan IDI Tunong, sementara di hilir ada Kecamatan IDI Reuyek, dan bermuara di Kuala IDI yaitu Pelabuhan Perikanan Nusantara IDI Aceh Timur, merupakan lokasi tempat bersandarnya kapal para nelayan, sekaligus tempat bongkar hasil laut seperti ikan hasil tangkapan.

“Jika dari hulu dipenuhi sampah rumah tangga, maka di hilir sungai IDI dipenuhi limbah bongkar muat ikan dari kapal nelayan. Kondisi, sungai IDI, kini sangat memprihatikan,”ungkap Jamal, warga yang tinggal di bagian hilir sungai IDI, di Dusun Calok Geulima, Gampong Jawa, Kecamatan IDI Rayeuk.

“Tak menutup kemungkinan bahwa, sungai IDI, bisa dikatakan sebagai sungai penyumbang sampah terbesar ke laut,” ungkapnya.

Jamal menilai jika banyaknya sampah yang dibuang ke sungai, karena minimnya kesadaran masyarakat untuk menjaga kelestarian ekosistem sungai.

Selain itu, diperparah oleh limbah minyak seperti limbah oli bekas dan solar. Seperti halnya limbah oli bekas jika ditumpahkan ke sungai dapat mencemari biotik air dan berbahaya bagi kesehatan. Oli bekas termasuk limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) yang mengandung bahan kimia aditif, hidrokarbon, asam korosif, logam berat, dan sisa pembakaran

Dampaknya, terjadi pencemaran sungai, menurun kualitas air, dan menggangu seluruh komponen biotik di sungai tersebut.

Selain itu, bisa menyebabkan banjir, karena aliran sungai tersumbat oleh tumpukan sampah yang tidak bisa terurai secara alami.

“Dulu saat kualitas air sungai IDI masih baik, masyarakat di bagian hilir menggunakan air ini untuk kebutuhan rumah tangga seperti mencuci, mandi, tapi sekarang sudah jarang, karena sekarang air keruh dan jorok akibat dicemari sampah,”papar Jamal.

Agar sungai kembali kepada fungsinya, perlunya kesadaran masyarakat dari hulu sampai hilir untuk menjaga kelestarian sungai agar tidak membuang sampah ke sungai. Selain itu, Pemerintah harus berperan aktif sebagai motor penggerak melalui penegakan aturan aturan yang berlaku.

“Untuk menumbuhkan kesadaran masyarakat agar tidak membuang sampah ke sungai, ini perlu peran Pemkab Aceh Timur, melalui dinas terkait agar senantiasa memberikan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya menjaga kelestarian sungai, dengan tidak membuang sampah ke sungai,”tuturnya.

Pemerintah diperlukan untuk menghimbau kepada pemilik kapal dan pemilih tempat pembongkaran Ikan (TPI) untuk tidak membuang sampah sisa pembongkaran plastik ke aliran sungai, dan himbauan larangan dari hulu sampai ke hilir tentang larangan membuang sampah di sungai, dan warga menyediakan tong sampah masing – masing dan membuangnya ditempat seharusnya untuk menjaga ekosistem sungai.

“Kita harapkan dinas terkait tidak hanya diam dan menutup mata, atas pencemaran sungai dari limbah sampah ini, apabila terus dibiarkan akan menimbulkan dampak negatif di masa yang akan datang,”pungkasnya.(hsb)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini