Sopian Adami SH : Pengembangan Potensi Ekonomi Laut Kawasan Pusong Lhokseumawe Perlu Dioptimalkan

0
134
Keterangan Foto : Pengacara kondang dan pemerhati lingkungan Sopian Adami, SH.

Bursakota.co.id, Lhokseumawe – Kawasan Pusong Lhokseumawe yang menyimpan potensi ekonomi sektor perikanan, UMKM dan pariwisata perlu dikembangkan secara optimal dan juga profesional guna meningkatkan taraf hidup masyarakat di daerah itu.

Bayangkan saja, potensi perekonomian dari sektor perikanan laut yang sangat menjanjikan untuk meningkatkan pendapatan bagi para nelayan karena hasil tangkapannya yang lumayan banyak. Hal tersebut terlihat dari ratusan kapal penangkap ikan yang menyandar di sana.

“Bahkan, manakala datang musim ikan tongkol dan ikan lainnya, menjadi hal yang sangat menggembirakan bagi nelayan setempat guna memenuhi kebutuhan sehari-hari,” ujar Sopian Adami SH, warga Kota Lhokseumawe kepada media ini, Selasa (12/9/2023) usai melihat dari dekat kawasan Pusong Lhokseumawe.

Tapi sangat sayang, kata Sopian Adami, karena sejumlah kapal nelayan berbobot besar tersangkut saat memasuki lokasi tempat pendaratan ikan (TPI) Pusong akibat dangkalnya kawasan tersebut hingga mengakibatkan kapal motor penangkap ikan terpaksa berlabuh di area sejauh 800 meter dari TPI.

“Mereka berlabuh jauh hampir satu kilometer dari TPI yang menyebabkan hasil tangkapannya diangkut lagi ke TPI dengan menggunakan kapal kecil atau sampan. Nah, untuk menjawab keluhan para nelayan itu, Pemerintah Kota (Pemko) Lhokseumawe sudah saatnya melakukan pengerukan areal TPI Pusong Baru,”pinta Sopian Adami yang juga pengacara kondang ini.

Bukan hanya itu, sebut Sopian Adami, nelayan juga meminta pemerintah setempat untuk menyediakan cold storage atau kamar pendingin guna menyimpan ikan hasil tangkapan nelayan yang terkadang membludak agar tidak membusuk dan terbuang.

Cold storage adalah suatu ruangan yang dirancang khusus untuk kondisi temperatur rendah (dingin) yang digunakan untuk menyimpan berbagai macam produk termasuk ikan hasil tangkapan nelayan di laut lepas Samudera Hindia.

“Sebenarnya bagi pemerintah daerah setempat tidak ada alasan untuk tidak menjawab keluhan nelayan yang melakukan bongkar muat ikan di TPI Pusong Baru. Sebab cold storage merupakan tantangan global untuk memenuhi kebutuhan nelayan dalam melakukan bisnis ikan baik skala kecil dan menengah,”katanya.

Menurut Sopian, cold storage bisa dibangun dengan dimensi yang menyesuaikan kapasitas kebutuhan penyimpanan bagi para nelayan maupun pengusaha ikan dengan kapasitas yang disesuaikan sehingga penyimpanan ikan bisa bertahan lama dan aman untuk dikonsumsi para konsumen.

“Sungguh sangat disayangkan, apabila pengerukan areal TPI dan pengadaan cold storage bagi para nelayan masih terabaikan, maka kapasitas usaha para nelayan tidak akan berkembang kedepannya. Sebab, manakala hasil tangkapan mereka membludak maka nelayan atau pengusaha ikan mengalami kesulitan mengamankan hasil produksinya. Akhirnya terbuang sia- sia,” kata Sopian Adami yang pekan lalu sempat memantau kawasan Pusong Lama, Pusong Baru dan kawasan Waduk.

Menyinggung tentang perkembangan industri pariwisata di berbagai pelosok tanah air, Sopian Adami mengakui kawasan Pusong Lama, Pusong Baru dan kawasan waduk setempat tak kalah menariknya. Kawasan itu memiliki daya tarik tersendiri bagi pengembangan sektor pariwisata Islami.

Hanya saja, Sopian melihat dari dekat kawasan ini terkesan terabaikan, padahal pesona alam bisa diandalkan sejauh mata memandang. Justru hal itu harus dijamah sebagai lokasi pariwisata Islami.

“Saya melihat sebuah sungai kecil maupun waduk di negara tetangga kita, seperti Malaysia misalnya disulap menjadi tempat wisata menarik dilintasi spead boat, perahu kecil dan kendaraan air lainnya cukup mengasyikkan bagi pengunjung. Kenapa kita yang lebih indah dari mereka tidak dikembangkan dengan baik. Padahal di kawasan pusong selain potensi pemandangan alam yang menarik, juga pengembangan usaha UMKM bisa digalakkan daripada dibiarkan dengan lingkungan yang sumpek itu,”sebut Sopian Adami.

Menurut pandangan Sopian Adami yang juga pemerhati industri pariwisata ini, pemerintah perlu membangun sebuah masjid lengkap dengan pustaka. Sementara sepanjang jalan di kawasan itu dibangun kios-kios permanen bagi UMKM. Mereka bisa menjual aneka barang kerajinan dan kebutuhan lainnya bagi para pengunjung lokasi wisata Islami itu.

“Penataan kawasan Pusong dan Waduk ini menjadi destinasi wisata Islami memang membutuhkan investasi. Hal ini tidak sulit dan yang penting pola pikir positif bagi masyarakat. Sebab, orang sukses itu menerima kesalahan sebagai peluang untuk belajar dengan mengambil langkah-langkah lebih cerdas pada setiap kesempatan lain dengan melihat sisi positifnya,”tambah Sopian Adami.

Lantas bagaimana seharusnya cara mengajak masyarakat terutama generasi muda di kawasan untuk terus mengasah kemampuan misalnya dengan membaca buku. Itu sebabnya di kawasan Pusong dan Waduk ini perlu dibangun sebuah pustaka lengkap dengan aneka ragam judul buku di halaman masjid yang representatif.

“Sudah seyogyanya Pemko Lhokseumawe menyulap kawasan Pusong dan Waduk ini menjadi objek wisata Islami dengan menggelar berbagai kegiatan yang dapat mendorong pengunjung. Masyarakat setempat juga melakukan hal yang positif, bermanfaat dan berdaya guna bagi wisatawan termasuk hiburan dan rekreasi sehingga dapat mengisi kocek atau kantong Pemko Lhokseumawe ini,” pungkas Sopian Adami.

Mennurut pendapat putra daerah ini, pengembangan kawasan Pusong dan Waduk ini tidak terlepas dari “Lhokseumawe sebagai Kota Transit Perdagangan” menyusul Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Arun yang sudah digagas Presiden Joko Widodo (Jokowi) termasuk Pelabuhan Arun yang sudah dibangun lebih awal.

“Jadi pembangunan sebuah kawasan ekonomi di suatu daerah dalam upaya mempercepat pencapaian pembangunan ekonomi daerah dan nasional. Justru itu dibutuhkan investasi melalui penyiapan sebuah kawasan yang memiliki daya tarik dan keunggulan tersendiri,”tutup Sopian Adami. (Bk/Dedy)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini