Bursakota.co.id, Lingga – Seperti tahun-tahun sebelumnya, SDIT Al-Madani membuka pendaftaran lebih awal dari sekolah lainnya, hal ini bertujuan memberikan kesempatan kepada masyarakat dalam menentukan pilihan tempat sekolah bagi buah hati mereka.
Sebagai satu-satunya Sekolah Dasar Islam Terpadu yang berada di pusat ibu kota Kabupaten Lingga, SDIT Al-Madani tetap menjadi pilihan pertama di hati masyarakat Daik Lingga untuk menyekolahkan anaknya.
Menurut Ustadzah Kiki Safitri, selaku ketua panitia PPDB SDIT Al-Madani, antusias masyarakat mendaftarkan anaknya tahun ini meningkat dari tahun sebelumnya, di mana hal itu dapat terlihat dari jumlah formulir pendaftaran yang sudah diambil, Rabu (18/01/2022).
Ia menuturkan, hari keempat pendaftaran sudah sebanyak 21 formulir yang sudah diambil.
“Sampai hari ini totalnya sudah sebanyak 21 formulir yang yang keluar, artinya hanya tersisa 9 saja lagi .” jelas wanita yang menggemari Pramuka itu.
“Hal itu mungkin dengan kuota yang terbatas dan waktu yang singkat, sehingga mereka (masyarakat) takut tidak kebagian.” tutur ustadzah Kiki dengan senyum.
Berdasarkan penuturan Kiki, diantara yang sudah mendaftarkan anaknya yang ia kenal adalah Kasi Haji dan Umrah Kantor Kemenag Lingga, ketua Komite TK Islam Adzkia, owner Ar-Razaq Mart, Kepala TK Pembina Daik Lingga, guru bahasa Inggris SMPN 2 Lingga, guru PAI SMPN 2 Lingga.
Diketahui untuk tahun ini SDIT Al-Madani hanya membuka kuota sebanyak 30 orang calon murid dengan deadline waktu pendaftaran sampai dengan 31 Januari 2022. Jumlah kuota itu tentu tidak sebanding dengan animo masyarakat yang ingin memasukkan anaknya, anggota Pembina Yayasan Insan Madani Lingga, Armain beralasan hal itu karena belum tersedianya prasarana ruang belajar yang lebih untuk membuka rombel paralel.
Menurutnya, dengan masih terbatas jumlah murid tersebut bisa jadi hikmahnya juga supaya guru-guru dan seluruh stakeholder sekolah bisa lebih fokus dalam melayani, mengawasi, membimbing, mendidik dan mengajari anak-anak.
“Pihak sekolah tentu harus mampu menjawab harapan para orang tua dan harus tahu cara menjawab tantangan anak-anak kita ke depannya”, pungkas mantan Kepala MTs Aqidatunnajin itu.
Senada dengan itu, ustadzah Kiki Safitri juga mengatakan, pihaknya berkomitmen menjadikan sekolah sebagai rumah kedua bagi anak didiknya.
“Anak-anak harus tumbuh, belajar dan bermain dengan bahagia. Kita satukan visi dan misi kita untuk mengantarkan anak-anak kita menuju gerbang kesuksesan dunia dan akhiratnya.” pesan guru Al-qur’an yang sudah mengantongi Syahadah Mumtaz Tahsin dari Lembaga Wafa Indonesia itu. (Bk/Iwan)