Bursakota.co.id, Jakarta – Cen Sui Lan Anggota Komisi V DPR RI Fraksi Golkar sampaikan aspirasi masyarakat dan kondisi pembangunan akses perhubungan laut di daerah pulau di Kepri kepada Kementerian Perhubungan RI Budi Karya Sumadi pada saat Rapat Kerja Komisi V di senayan Jakarta, Selasa (06/06/2023).
Pada saat menyampaikan aspirasi masyarakat Cen Sui Lan mengatakan, pada bulan lalu melaksanakan reses ke Kabupaten Lingga di fasilitasi mitra kerja komisi V menggunakan kapal karena wilayah kepri terdiri dari pula-pulau dan lebih banyak laut daripada daratan.
Lanjutnya, sesampai dilokasi ia harus naik pompong (kapal kecil) untuk mengunjungi desa-desa dan itu sudah biasa dilakukan masyarakat, dengan menggunakan pompong yang kecil pada saat kondisi hujan, apalagi para siswa sekolah harus menyeberang laut untuk mendapatkan ilmu pendidikan begitu susahnya pak menteri ujar Cen
Kalau berbicara pemerataan saya rasa wilayah Dapil saya kepri khususnya Kabupaten Lingga jauh dari pemerataan, saya berharap kepada pak menteri untuk menyediakan kapal roro (roll on roll) mini untuk Konektivitas masarakat dan juga distribusi logistik dalam skala kecil antar pulau.
“Saya berharap adanya pemerataan dengan adanya angaran besar itu dapat dialihkan untuk daerah Dapil saya hampir seluruhnya dikelilingi laut akses antar pulau sangatlah diperlukan, apalagi saya temukan banyak dermaga yang sudah rusak dan sangat perlu perbaikan” lanjutnya.
Apalagi masalah penerangan, Cen berharap ada solusinya secara spesial untuk daerahnya, karena sekarang listrik merupakan kebutuhan masyarakat. Ia menegaskan anggaran besar yang ada dapat alihkan untuk kebutuhan masyarakat yang lebih penting.
Lebih lanjut, Cen mengatakan dirinya baru saja mendapatkan kunjungan kerja wakil Bupati Natuna, Rodhial Huda. Ia meminta agar kantor KSOP tersebut bisa diperbaiki dengan kondisi yang sangat tidak memadai, apalagi nelayan yang sangat membutuhkan dokumen sebagai legalitas kapal mereka jadi kalau mereka harus mengurus dokumen tersebut harus ke Anambas atau ke Tanjungpinang sangat menghabiskan waktu dan energi.
“Tiga tahun yang lalu saya sudah meminta pembangunan dermaga apung, namun setelah saya mendapatkan informasi dari masyarakat sudah dibangun kepalanya saja ekornya tidak saya berharap bisa dicek dan bisa diselesaikan,” tutupnya.
Editor : Dika