Peringati 10 Muharam, KOLAKI Sampolawa Gelar Kegiatan Adat Piharoa Banuano Wauwangkarau

0
117
Ket Foto : Kegiatan adat piharoa'a banuano Sampolawa

Bursakota.co.id, Sampolawa – 19 Juli 2024 Dalam rangka memperingati 10 Muharam, KOLAKI Sampolawa menyelenggarakan kegiatan adat Piharoa’a Banuano Wauwangkarau.

Kegiatan yang berlangsung meriah ini dihadiri oleh masyarakat setempat serta para tokoh adat dan pemuda serta Pemerintah daerah (Pemda) Buton selatan.

Piharoa’a Banuano Wauwangkarau merupakan salah satu tradisi adat yang dilakukan oleh masyarakat Sampolawa setiap tahunnya pada 10 Muharam. Kegiatan ini bertujuan untuk menjaga dan melestarikan warisan budaya leluhur, serta mempererat tali silaturahmi antar warga dan pemerintah setempat.

Acara dimulai dengan pembukaan oleh La Ode Zakir, S.H sebagai Kolaki/Lakina Sampolawa yang menyampaikan pentingnya menjaga tradisi ini sebagai bagian dari identitas budaya.

“Piharoa’a Banuano Wauwangkarau bukan hanya sekadar ritual, tetapi juga cerminan dari nilai-nilai religiusitas kebersamaan dan gotong royong yang harus terus dijaga,” ujarnya.

Selanjutnya, rangkaian acara di isi dengan berbagai kegiatan adat seperti tarian tradisional, manca’a/Pencak silat serta penampilan musik daerah, dan ritual doa bersama untuk keselamatan dan kesejahteraan masyarakat.

L M Insan Al Arif Rihani selaku ketua panitia menjelaskan makna dari kegiatan yang dilakukan.

“Setiap gerakan dan doa yang kita lakukan memiliki makna mendalam, mengingatkan kita pada perjuangan leluhur dalam menjaga tanah dan budaya kita,” ujarnya

Tak hanya warga setempat, kegiatan ini juga menarik perhatian masyarakat luar yang ingin menyaksikan dan belajar tentang budaya Sampolawa.

“Aneka” seorang warga dari kecamatan batauga mengaku terkesan dengan kemeriahan dan kekayaan budaya yang ditampilkan. “Ini pengalaman yang sangat berharga, melihat langsung bagaimana masyarakat di sini menjaga tradisi mereka dengan penuh semangat,” ujarnya.

Peringatan 10 Muharam dengan kegiatan adat Piharoa’a Bhanua Wauwangkarau diakhiri dengan makan bersama ana-ana maelu (yatim/piatu) dan seluruh warga yang hadir, sebagai simbol kebersamaan dan rasa syukur.

KOLAKI Sampolawa berharap kegiatan ini dapat terus dilestarikan dan menjadi inspirasi bagi generasi muda untuk mencintai dan menjaga budaya lokal.

Laporan : Hari Sabar 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini