Oleh Raja Reza Putri Aisyah, mahasiswi
Pendidikan bahasa dan sastra Indonesia, semester 3 di Universitas Maritim Raja Ali Haji (UMRAH) Tanjungpinang
Guru diperlukan untuk memahami kemajuan anak-anak, memberikan pekerjaan nyata deng bermain. Hal ini akan sangat menentukan program pengajaran dan pembelajaran yang akan dilakukan oleh seorang pengajar dan selanjutnya wali selama sistem persekolahan.
Setiap pengajaran dan program pembelajaran di sekolah dasar di setiap mata pelajaran harus memiliki pilihan untuk menampilkan latihan yang menonjol bagi anak-anak sehingga anak-anak akan dengan sengaja dan bersemangat mengikuti pembelajaran yang diberikan (Nugraha et al., 2020).
Pandemi COVID-19 yang terjadi di seluruh dunia, termasuk Indonesia, berdampak pada semua bidang, termasuk lingkungan sekolah.
Dengan tujuan akhir untuk bereaksi terhadap kegagalan, otoritas publik melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, diberikan pengaturan pengajaran dan pembelajaran di semua tingkat pelatihan mulai dari tingkat pendidikan dasar, pusat dan lanjutan yang telah diatur dalam Permendikbud Nomor 3 Tahun 2020 tentang Antisipasi Covid-19 di Satuan Pendidikan dan Nomor 36926/MPK.A/HK/2020 tentang Pembelajaran Jarak Jauh dengan menggunakan inovasi sebagai media pembelajaran (Sari et al., 2021).
Pembelajaran daring akan menemukan penyelesaian yang pada dasarnya menggunakan media gathering berbasis web yang dapat diakses, misalnya whatsapp, google study hall, dan zoom.
Secara praktis, pembelajaran berbasis web memerlukan instrumen khusus seperti perangkat, PC atau workstation yang terhubung dengan web yang dapat menghubungkan pendidik dan siswa dalam pembelajaran.
Selain aksesibilitas perangkat khusus yang penting, pelaksanaan pembelajaran internet juga harus fokus pada beberapa bagian siswa, termasuk sudut mental, didikte, dan pendidikan secara bersamaan (Fatimah et al., 2021).
Penelitian otak adalah bagian dari penelitian otak, ilmu otak itu sendiri adalah tinjauan yang berbicara tentang perilaku dan renungan individu. Ilmu otak adalah objek penyelidikan penelitian otak yang disusun dengan pertimbangan dan kekhasan mental dalam diri seseorang.
Kondisi mental pada seorang individu dapat mempengaruhi rutinitasnya, termasuk mempengaruhi otak, terutama pada kapasitas mindfulness, sentimen dan inspirasi individu (Sendari, 2020).
Masa normal anak-anak masuk sekolah dasar adalah 6 tahun sampai mereka tamat pada usia 12 tahun. Anak-anak muda yang masuk sekolah dasar, memiliki berbagai atribut dari siswa yang lebih muda.
Mereka suka bermain, bergerak, bekerja dalam kelompok dan lebih suka melakukan sesuatu dengan lugas (Desmita, 2009).
Dalam pemanfaatan pembelajaran berbasis web di sekolah dasar, pengajar juga harus menyinggung sifat siswa yang lebih suka bermain dengan menerapkan strategi pembelajaran yang menyenangkan agar mental siswa tidak terganggu dengan tugas yang diberikan dan siswa juga merasa senang mendapatkan materi yang diberikan oleh guru.
Pekerjaan keluarga, khususnya wali, diperlukan selama pembelajaran internet (dalam organisasi) dalam mengarahkan dan membantu anak-anak ketika belajar. Berteman dengan anak-anak dalam menggunakan ponsel tidak hanya sekedar duduk bersama mereka, tetapi juga memberikan arahan kepada anak-anak untuk lebih cerdas dalam menggunakan aplikasi di ponsel.
Pergi dengan anak-anak harus dilakukan dengan cerdik namun tetap memperhatikan keamanan anak (Khalimah, 2021).
Selama pembelajaran berbasis web, korespondensi antara wali dan instruktur diperlukan. Wali juga harus menjamin bahwa usaha yang diberikan oleh instruktur kepada anak-anaknya telah dilakukan atau tidak (Rahmania et al., 2021).
Dalam bepergian dengan anak-anak, wali harus memberikan pertimbangan dan inspirasi kepada anak-anak. Pertimbangan dan inspirasi wali dapat lebih mengembangkan kondisi pikiran belajar anak-anak.
Ketika anak-anak antusias dalam belajar, hal ini dapat menumbuhkan kecerdasan otak anak (Sun’iyah, 2020).
Selain itu, guru juga perlu membujuk siswa untuk menumbuhkan rasa semangat belajar pada siswa. Misalnya, instruktur memberikan tugas kepada siswa dengan arahan yang menarik, menyenangkan, dan menantang.
Pengajar dituntut memiliki pilihan untuk mendominasi dan imajinatif dengan inovasi di era komputerisasi ini sehingga pembelajaran berbasis web tidak menjadi pengulangan dan dapat menambah energi siswa untuk belajar hingga pandemi berakhir (Putria et al., 2020).
Penemuan berbasis web yang terlalu lama dapat mempengaruhi penelitian otak siswa sekolah dasar. Penggunaan ponsel yang berlebihan tanpa pengawasan orang tua membuat siswa tidak mampu mengendalikan diri, darurat secara intelektual dan antusias secara efektif.
Pengajar juga diharapkan memiliki pilihan untuk membuat pembelajaran berbasis web menjadi menyenangkan mengingat usia normal untuk anak-anak di sekolah dasar adalah bermain. Pekerjaan wali di rumah dan korespondensi antara wali dan instruktur diperlukan sementara pembelajaran berbasis web belum selesai.