Pelayanan Plin Plan, Keluarga Murpika Napiri Pinta Dinkes Bongkar Masalah di Puskesmas Midai

0
802
Suasana mediasi antara Pihak keluarga Murpika Napiri bersama jajaran Dinas Kesehatan Kabupaten Natuna di Kantor Dinas Kesehatan Natuna pada Senin (06/01/2025) sore

Natuna – Atas ketidakpuasan terhadap pelayanan yang diberikan oleh Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Midai terhadap anaknya, Murpika Napiri bersama beberapa anggota keluarganya melayangkan protes.

Protes itu dilayangkan oleh keluarga Murpika Napiri dalam mediasi antara pihak keluarganya bersama Dinas Kesehatan Kabupaten Natuna.

Protes keras ini disampaikan oleh pihak keluarga Murpika Napiri setelah anaknya Selpia Anjani meninggal dunia Setelah sempat di rawat beberapa hari di RSUD Natuna pada Sabtu (05/01/2025) kemarin.

“Kami hari ini ingin menyampaikan kekecewaan terkait pelayanan Puskesmas Midai, terutama dalam beberapa aspek krusial yang terkesan sangat plin plan,” ucap Murpika Napiri kepada pihak Dinas Kesehatan Senin (06/01/2025).

Murpika menjabarkan alasan utama akan kekecewaan mereka terhadap pelayanan yang diberikan oleh pihak Puskesmas Midai yang terkesan plin plan tersebut.

Pertama terkait dengan izin penggunaan Puskesmas keliling (puskel laut), dimana Murpika menyebutkan pada saat dirinya bersama keluarga meminta untuk menggunakan puskel guna merujuk anaknya ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Natuna namun tidak mendapatkan izin dari pihak Puskesmas Midai dengan berbagai alasan yang tidak masuk akal.

Kedua terkait dengan keberadaan dokter yang bertugas di Puskesmas Midai namun tidak ada ditempat.

Serta ketiga terhadap kelalaian dari pihak Puskesmas Midai terhadap proses rujukan pasien ke RSUD Natuna dimana persiapan oksigen yang dibawa oleh perawat tidak mencukupi.

“Kami dari pihak keluarga sangat menyayangkan situasi ini, bagaimana mungkin keberadaan puskel yang seharusnya bisa mempermudah rujukan pasien ke Pusat Kesehatan yang lebih besar namun malah semakin mempersulit. Kemudian keberadaan dokter, karena menurut kami keberadaan dokter sangat menentukan diagnosa penyakit terhadap pasien, terus kapasitas oksigen yang disiapkan oleh pihak Puskesmas ketika merujuk pasien kok bisa belum sampai ke Ranai tapi oksigen sudah habis,” paparnya.

Atas kejadian ini, Murpika melihat kurangnya kesiapan dalam menangani pasien kritis oleh pihak Puskesmas Midai.

Untuk itu ia berharap melalui mediasi hari ini ada itikad baik dari pihak Puskesmas Midai atas kejadian yang menimpa anggota keluarganya tersebut.

Terkait hal ini, Anggota DPRD Kabupaten Natuna dari Dapil II, M. Erimuddin yang hadir dalam mediasi antara Dinas Kesehatan Natuna bersama pihak keluarga Almarhumah Selpi mengatakan tuntutan dan kekecewaan yang disampaikan oleh pihak keluarga Almarhumah Selpi adalah hal yang wajar.

“Kebetulan ada permintaan dari pihak keluarga agar bisa hadir pada pertemuan tersebut maka saya hadir,” lugasnya.

Erimuddin menilai bahwa pelayanan dan penjelasan yang diberikan oleh Puskesmas Midai kepada keluarga tidak memuaskan.

“Setelah mendengar penyampaian dari pihak keluarga memang saya menilai pelayanan yang diberikan oleh pihak Puskesmas Midai masih jauh dari kata memuaskan, untuk itu saya ingin ada perbaikan serta menjadi catatan dari pihak Dinas Kesehatan,” imbuhnya.

Ia juga menyoroti agar Dinas Kesehatan tidak hanya memperhatikan pelayanan di Puskesmas Midai saja namun kepada seluruh Puskesmas-puskesmas yang ada di Kabupaten Natuna.

Sedangkan terkait dengan penggunaan puskel yang ada di Puskesmas-puskesmas, Erimuddin meminta agar dapat dipergunakan sesuai dengan kebutuhan dan tidak ada tebang pilih.

Dan yang paling menjadi sorotan dari Erimuddin adalah terkait dengan kekurangan stok oksigen yang dipersiapkan oleh pihak Puskesmas Midai ketika merujuk Almarhumah Selpi.

“Bagaimana seorang perawat tidak bisa mengakumulasi stok oksigen yang perlu mereka bawa saat merujuk pasien, kehabisan oksigen didalam perjalanan ketika membawa pasien adalah sesuatu yang fatal. Kami berharap kejadian ini merupakan yang pertama dan terakhir, bagaimanapun Puskesmas adalah pusat layanan kesehatan yang harus memberikan pelayanan prima kepada masyarakat,” lugasnya.

Selain itu Erimuddin juga meminta agar Dinas Kesehatan bisa memfasilitasi pihak Puskesmas Midai untuk bisa memberikan klarifikasi kepada keluarga terhadap permasalahan tersebut.

“Seperti yang disampaikan oleh pihak keluarga almarhumah Selpi tadi, kami juga akan menunggu pihak-pihak terkait memberikan klarifikasi atas kejadian tersebut,” tutupnya.

Menanggapi tuntutan dari pihak keluarga almarhumah Selpi, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Natuna, Hikmat Aliansyah mengatakan akan menjadi catatan penting bagi Dinas Kesehatan Natuna.

“Terkait dengan masalah rujukan itu sudah kami sampaikan pada surat-surat sebelumnya bahwa rujukan tidak menggunakan kuota, sedangkan kalau kewenangan terkait rujukan itu ada pada dokter. Terkait dengan apa yang dialami oleh keluarga bapak Napiri akan menjadi catatan kami dan kedepan ketika dokter akan mengeluarkan diagnosa penyakit pasien hendaknya dokter dapat memperhatikan lebih dalam lagi apa penyakit yang diderita oleh pasien tersebut” terangnya.

Selain itu, Hikmat juga menyampaikan permohonan maaf atas nama Dinas Kesehatan Kabupaten Natuna atas kurang puasnya pelayanan yang diberikan oleh Puskesmas Midai terhadap keluarga Murpika Napiri.

“Kami dari Dinas Kesehatan juga ingin menyampaikan turut berbelasungkawa atas meninggalnya ananda Selpia Anjani. Semoga keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan dan kekuatan,” tutupnya. (Bk/Dika)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini