Natuna – Kesadaran masyarakat dalam pengembangan wisata saat ini sangat di perlukan untuk kemajuan daerah, dalam meningkatkan potensi disektor pariwisata pemerintah daerah sangat memerlukan dukungan dari segala pihak baik kelompok sadar wisata (Pokdarwis) maupun pihak Corporate Social Responsibility (CSR).
Wakil Bupati Natuna Dra.Hj. Ngesti Yuni Suprapti,.Ma mengatakan, secara komitmen dana CSR telah menunjukan kontribusinya dalam pengembangan geopark di Natuna.
“Karena telah dipangil oleh kementerian luar negeri untuk berusaha membantu sepuhnya melalui dana CSR untuk pengembangan geopark dinatuna,” tutur Ngesti pada hari Jum’at (09 / 04) dikediamannya.
Ngesti juga mengatakan, pemerintah daerah telah melakukan komunikasi dengan konsorsium, dan telah disepakatkan untuk tahun depan mempioritaskan dana CSR untuk pembangunan geopark.
“Kita berharap Kemenlu agar tekankan ke mereka dana CSR untuk pembangunan geopark jagan kecil, kalau kecil pembangunan geopark ini tidak selesai, yang bisa menekankan ini hanya kemenlu,” papar Ngesti
Ngesti juga mengaku, saat ini Geosite di kabupaten Natuna masih terkendala atas lahan, dimana ia menuturkan, bahwa saat ini lokasi Geosite Natuna merupakan lahan milik perorangan yang sedikit menyulitkan pengembang wisata di Natuna.
“Yaa memeng saat ini kita sedikit sulit dalam pengembangan wisata di Natuna, Maslah lokasi wisata mereka miliki masyarakat, banyak juga yang tidak mau untuk di kembangkan sebagai lokasi wisata di tanah mereka”, jelasnya.
Ngesti juga memberi apresiasi kepada kelompok sadar wisata (Pokdarwis) dan seluruh masyarakat serta aparat desa cemaga yang telah berkontribusi dalam pengembangan geosite batu kasah melalui sosialisasi, sehingga pembangunan gerbang geosite batu kasah dapat dilaksanakan.
Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Natuna Hardiansyah melalui kepala bidang pemasaran Kardiman, ia mengakui saat ini dukungan SKK migas cukup baik melalui dana CSR untuk membangkitkan Geosite Natuna
“Sudah terlihat buktinya dari SKK migas melalui CSR di setiap tempat wisata seperti papan Pelang, dan saat ini CSR fokus pada pengembangan Geosite batu kasah,” paparnya
Selain itu Kardiman juga membenarkan, bahwa lokasi lahan merupakan milik masyarakat yang menjadi kendala, dimana hampir semua titik lokasi wisata merupakan lahan milik masyarakat, dimana para masyarakat enggan untuk untuk dibangun.
“Kenapa pengembang hanya fokus pada Geosite batu kasah, karena hanya di situ masyarakatnya yang mau lokasinya jadi wisata, yang lain kebanyakan enggan padahal hanya di bagun kaantin atau sarana pendukung lainnya,” tandasnya. (Advetorial)
Penulis : Dodi Antolius