Bursakota.co.id, Natuna – Sebagai persiapan menuju Unesco Global Geopark, Kabupaten Natuna telah merancang dan mempersiapkan 20 lokasi geosite untuk dikembangkan. Keberadaan 20 lokasi geosite berserta pengembangnya merupakan hal mutlak yang harus dipersiapkan oleh daerah yang berada diperbatasan Utara NKRI ini, untuk mecapai target sebagai Unesco Global Geopark.
Unesco Global Geoparks adalah area geografis terpadu di mana situs dan lanskap geologi internasional dikelola dengan konsep perlindungan holistik, pendidikan dan pembangunan berkelanjutan melalui pendekatan bottom-up. Saat ini, terdapat 120 UNESCO Global Geoparks yang tersebar di 33 negara.
Sekretaris Badan Pengelola Geopark Natuna, Kardiman menjelasakan saat ini di Kabupaten Natuna baru ada delapan titik geosite yang sedang dikambangkan diantaranya, Pulau Setanau, Pulau Akar, Batu Kasah, Tanjung Senubing, Pulau Senua, Goa Kamak, Tanjung Datuk dan Gunung Ranai.
“Lokasi geopark yang sedang kita kembangkan saat ini ada delapan titik, dari delapan geosite ini tidak semua ada pengelola, namun kita berusah memberdayakan masyarakat sekitar melalui Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) dan Bumdes untuk bersama-sama mengembangkan geosite yang ada,”terang Kardiman di Kantornya, Senin (27/07).
Sebagai persiapan menuju Unesco Global Geopark Natuna mempersiapkan 20 lokasi geosite lengkap dengan pengelola. “Ini sedang kita kejar, sebagai persiapan menuju Unesco Global Geopark Natuna,”sambung pria yang juga menjabat sebagai Kabid Pemasaran Pariwisata Dispar Natuna.
Jika berbicara tentang bantuan CSR dari KKKS – SKK Migas terhadap Geopark Natuna, Kardiman menyampaikan sudah sangat banyak. Bantuan yang diberikan berupa penunjuk arah dan panel informasi di masing-masing lokasi geosite yang ada di Natuna.
Selain itu, SKK Migas bersama KKKS juga telah memberikan bantuan melalui dana CSR untuk pengembangan arena bermain di Pantai Piwang Kota Ranai.
Untuk tahun 2020 dari SKK Migas akan membantu sarana dan prasaran di geosite objek wisata pantai Batu Kasah berupa pasilitas penampungan air.
“Selama ini tong penampungan air di Batu Kasah berada di atas batu, hal itu tidak sesuai dengan konsep geopark. Dalam konsep geopark membangun tidak boleh merusak alam, termasuk batu-batu yang ada dilokasi geosite harus dijaga. Maka pada tahun ini akan dibangun tempat khusus penampungan air di lokasi geopark Batu Kasah,”ujar Kardiman.
Selain bak penampung air, tambah Kardiman dilokasi geosite Batu Kasah juga akan ditambah kamar mandi atau tempat bilas. Saat ini sarana tersebut masih sangat terbatas, jika pengunjung ramai maka akan kekurangan kamar bilas.
“Tahun ini juga sudah kita usulkan penambahan kamar bilas di geosite Batu Kasah,”ujarnya.
Selain itu juga ada usulan penambahan penerangan berupa lampu tenaga surya. Lokasi geosite Batu Kasah masih sangat minim sarana penerangan sehingga perlu ada penambahan lampu penerangan. Penerangan di lokasi geosite bertujuan untuk memberikan suasana terang agar keberadaan geosite tidak disalah gunakan untuk hal-hal yang melanggar kepatutan.
Sementara di lokasi geosite Pulau Akar, terang Kardiman juga akan dikembangkan, beberapa usulan sudah disampaikan ke SKK Migas. Pada tahun 2020 ini, ada usulan penambahan jaringan air bersih lengkap dengan penampungan.
Pulau Akar dikembangkan sebagai bagian dari lokasi geosite Natuna, untuk sarana edukasi dan konservasi, secara umum Pulau Akar tidak bisa menampung jumlah kunjungan wisatawan sekala besar, karena pulau tersebut sangat kecil.
“Geosite Pulau Akar lokasinya kecil, jika untuk menampung wisatawan dalam jumlah besar tentu tidak bisa, maka disana kita pilih untuk wahana edukasi dan konservasi,”tambahnya.
Sementara untuk usulan geosite Gunung Ranai, lanjut Kardiman telah disampaikan berupa usulah pembangunan seperti desain tapak, tracking, pondok istirahat, toilet dan napak tilas.
“Usulan ini telah kita sampaikan ke SKK Migas pada tahun 2020, dan telah disurvei oleh Tim Geopark Natuna dan SKK Migas. Kita berharap usulan yang telah disampaikan bisa disetujui demi percepatan pengembangan geopark Natuna”, terangnya. (don)