Malok Sagu, Menjadi Pekerjaan Rutin Masyarakat Natuna Saat Musim Utara Tiba

0
80
Ket Foto : Ahmadi salah seorang pengolah sagu asal Desa Batu Gajah, Kecamatan Bunguran Timur, Natuna

Bursakota.co.id, Natuna – Kabupaten Natuna, banyak memiliki makanan tradisional yang telah dikonsumsi masyarakat sejak dahulu.

Menurut sejarah, sagu menjadi makanan pokok masyarakat Natuna pada musim utara. Sebab di musim utara cuaca diperairan Natuna sangatlah extrim, sehingga para petani dan nelayan tidak bisa melakukan aktivitas-aktivitas seperti biasanya.

Singkat cerita, sampai saat ini sagu merupakan bahan baku yang bisa diolah menjadi berbagai macam makanan.

Salah seorang pengolah sagu asal Desa Batu Gajah, Kecamatan Bunguran Timur, Ahmadi (60), membenarkan hal tersebut. Dikatakannya bermacam aneka ragam makanan bisa dibuat dengan bahan baku dari sagu.

“Sagu bisa dibuat menjadi sagu butir, tabel mando, kernas, linot dan masih banyak lagi lainnya,” kata Ahmadi, saat dijumpai di tempat kerjanya, Kamis (18/1/2024).

Dirinya juga membenarkan bahwa pada musim utara dimana musim tersebut masyarakat Natuna, sangat kesulitan untuk mendapatkan pasokan bahan makanan.

“Karena kapal tak bisa berlayar. Itu dulu,” tambahnya.

Ahmadi melanjutkan, jadi orang-orang dulu hanya bergantung pada tanaman sagu dan kebetulan pohon sagu memang banyak tumbuh di Natuna.

Ketika ditanyai seperti apa cara pengolahan pohon sagu hingga bisa mnejadi sagu butir?, Madi menjelaskannya secara singkat.

Pertama sekali kata lelaki beranak lima itu, pohon sagu yang sudah menua ditebang, lalu dipotong-potong dan dikupas kulitnya. Kemudian diparut dan diperas seperti memeras santan lalu diendapkan.

Jika sudah diendapkan sampai satu malam sambung Madi, ke keesokan harinya akan terlihat ampas berwarna putih dan itulah sagu yang masih basah.

“Lalu di ayak dengan alat tikar anyaman hingga menjadi butiran, nah butiran itu yang di gonseng hingga terasa renyah (rengup),” kata Ahmadi, mengakhiri.

Sebagai informasi tambahan pekerja sagu biasanya berjumlah lebih kurang 4 atau 5 orang bahkan lebih. Lazimnya masyarakat Natuna menyebut proses pembuatan sagu ini dengan menyebut kerja malok saguk.(Bk/Dika)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini