Bursakota.co.id, Natuna – Hembusan angin laut seakan menyapa kedatangan kami, ketika tiba dipintu gerbang sebuah pulau kecil yang berada di Desa Cemaga, Kecamatan Bunguran Selatan, Kabupaten Natuna, pekan lalu.
Selingan suara deru ombok dari bibir pantai berpasir putih, seakan menambah rasa kagum terhadap pulau kecil yang diselimuti akar pohon diantara celah bebatuan hitam nan menawan.
Pulau mungil nan eksotis ini memiliki luas sekitar 250 meter pesegi, lataknya sangat dekat dengan daratan hanya berjarak sekitar 150 meter dari bibir pantai.
Pulau ini dinamai Pulau Akar, karena diselimuti akar pohon – pohon kerdil di antara celah-celah batu. Pohon yang tumbuh di pulau ini, seakan membonsai diri secara alami sebagai penghalang dari terjangan ombak. Sangat unik, sebuah pulau kecil bisa bertahan dari gerusan ombak laut, tidak terkikis abrasi.
Tidak hanya itu, keindahan dan keunikan Pulau Akar tambah menarik dengan hiasan bebatuan warna hitam. Bebatuan hitam ini tersusun rapi seperti karya arsitektur mengelilingi pulau.
Bebatuan di Pulau ini tersusun atas batuan Basal, terkekarkan dan mengalami serpentinisasi, interprestasi awal basal yang berada di Pulau Akar adalah hasil aktivitas vulkanisme laut, akibat subduksi sebelum kehadiran granat Ranai yang berumur kurang lebih 188 hingga 144 juta tahun lalu atau priode jura.
Menurut data Pusat Geologi Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Republik Indonesia, Situs Warisan Geologi (Geosite) Pulau Akar memiliki keunikan tersendiri, dimana kandungan mineral dan batuan Basalt dengan struktur pillow lava, tersusun oleh piroksin, gelas vulkanik.
Sedangkan struktur Pulau Akar berbentuk primer berupa rekahan pada pillow lava dan skunder berupa kekar berpasangan. Proses geologi Pulau Akar terbentuk dari aktivitas gunung api sub – aquaeous berupa aliran lava (volkanic island arc).
Kerena keunikan inilah Pulau Akar menjadi salah satu geosite dari delapan lokasi Geopark Nasional Natuna yang sedang dikembangkan saat ini.
Jika berkunjung ke Pulau Akar, kita dapat mengetahui asal-muasal terbentuknya Pulau Akar melalui Papan informasi yang terpajang di pulau mungil itu.
Menikmati keindahan pulau akar sangat mudah, kita tidak perlu menyeberang menggunakan parahu sebab pulau mungil nan eksotis ini sudah terhubung jembatan yang bisa dilewati pengunjung bebas melenggang, sembari menikmati lembutnya hembusan angin laut.
Sambil berjalan diatas jembatan kayu yang terbentang menuju Pulau Akar, kita juga bisa menyaksikan perahu – perahu nelayan yang tertambat disekitar jembatan. Perpaduan ini sangat menyenangkan, dan bisa melepas lelah ditengah padatnya aktivitas.
Tiba di pulau kecil ini, pengunjung juga dimanjakan dengan keindahan laut Natuna nan biru yang terbentang luas. Untuk memanjakan pengunjung pulau kecil ini juga dilengkapi dengan gazebo yang berada di tepi pantai. Kita bisa bersantai dan duduk diatas gazeba sambil menikmati keindahan alam di sekitar Pulau Akar yang menawan.
Tak hanya tersedia gazebo, di pulau Akar juga terdapat spot selfi yang bisa digunakan pengunjung untuk berfoto ria dengan latar tulisan “Wellcome To Pulau Akar” yang terbentang mengarah ke laut.
Selain menawan pulau Akar juga sangat mudah di jangkau dengan roda dua maupun roda empat. Jarak tempuh dari Kota Ranai Ibu Kota Kabupaten Natuna hanya sekitar 45 menit.
Tak terasa kami sudah menghabiskan waktu satu jam di Pulau Akar. Rasa lelah terbayar sudah dengan keindahan alam nan asri dan bebatuan unik sudah berumur ratusan juta tahun silam.
Fakta lain, Pulau Akar juga sebagai salah geopark atau taman bumi yang dikembangkan oleh pemerintah daerah Natuna. Pulau ini sangat istimewa, tidak hanya sebagai objek wisata namun memiliki histori tinggi, sehingga pulau ini fokus untuk dikembangkan sebagai kawasan edukasi dan konservasi.
Dalam pengembangan pulau Akar, kami juga melihat campur tangan SKK Migas dalam menata pulau kecil itu. Salah satu bantuan yang tampak dari program Corporate Sosial Responsibility (CSR), berdirinya penunjuk arah di pintu masuk dan panel informasi didalam area pulau Akar.
Rupanya, peran SKK Migas dalam menata Pulau Akar tidak hanya sebatas ini, bersama KKKS, SKK Migas telah merancang akan membangun sarana air bersih beserta bak penampungan di atas pulau akar untuk memberi kenyamanan bagi pengunjung.
Bagi sahabat traveler jika ke Natuna jangan lupa berkunjung ke Pulau Akar untuk menikmati keindahan laut diatas batu basal yang sudah berumur ratusan juta tahun.
Selain Pulau Akar terdapat lagi tujuh (7) titik geosite yang tercatat sebagai tama bumi atau geopark Nasional di Natuna, diantaranya geosite Batu Sindu Senubing, geosite Pulau Senua, geosite Tanjung Datuk, geosite Batu Kasah, geosite Pantai dan Goa Kamak, geosite Pulau Setanau dan geosite Gunung Ranai.
Penulis : Doni P