Bursakota.co.id, Natuna – Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Natuna, Hadi Suryanto menyempatkan diri melihat proses pengolahan Kepiting Rajungan di Kampung Sebala, Desa Batu Gajah, Kecamatan Bunguran Timur pada Minggu pagi (19/02).
Safa Home Industri merupakan salah satu pabrik pengolahan kepiting rajungan yang masih kokoh berdiri di Desa Batu Gajah.
Industri rumahan yang menampung hasil tangkapan nelayan tangkap kepiting Kampung Sebala ini berdiri sejak 2017 lalu.
Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Natuna, Hadi Suryanto pada kesempatan tersebut mengapresiasi keberadaan industri rumahan ini.
Ia meyakini keberadaan home industri pengolahan kepiting ini dapat membantu perekonomian masyarakat setempat hal ini karena seluruh hasil tangkapan nelayan dapat dijual langsung ke pabrik.
“Saya melihat Kampung Sebala memiliki potensi yang begitu luar biasa, hal ini dapat kita lihat ada beragam nelayan disini, ada nelayan ikan, kepiting bahkan nelayan udang. Apalagi sudah ada home industri pengolahan kepiting saya rasa sudah sangat kompleks,” ujarnya.
Terkait hal ini, ia berharap agar nelayan Kampung Sebala dapat memanfaatkan segala potensi yang ada untuk menunjang perekonomian.
“Hari ini kita serahkan kawat untuk bubu ikan, semoga kedepan kita juga mendapatkan bantuan untuk nelayan tangkap kepiting dan nelayan tangkap udang,” imbuhnya.
Selain itu, Jojo juga berharap akan tumbuh home industri lain di Kampung Sebala, mengingat hasil laut yang di hasilkan oleh nelayan begitu luar biasa.
“Semoga kedepan ada lagi masyarakat yang berani membuat industri rumahan untuk mengolah hasil laut, seperti pengolahan ikan me jadi kerupuk dan bakso serta olahan-olahan lainnya,” tutup Jojo.
Sementara itu, Pemilik Safa Home Industri, Saparudin mengatakan olahan kepiting rajungan akan dikirim ke luar Natuna seperti Batam, Medan, Jakarta hingga Lampung.
“yang dikirim itu dagingnya, kepiting kita rebus dulu lalu kita pisahkan daging dari cangkangnya kemudian kita beku lalu kita kirim ke luar Natuna,” ungkap Sapar.
Sapar menambahkan dari home industri miliknya ia mampu meraih omset hingga jutaan rupiah perbulannya.
“Alhamdulillah dari hasil industri ini sangat membantu perekonomian saya,” ujarnya.
Namun demikian ia menyampaikan saat ini harga kepiting rajungan memang agak sedikit menurun dari tahun sebelumnya.
“Sejak masuknya covid 19 beberapa tahun lalu memang sangat mempengaruhi berbagai aspek, namun kita berharap kdepan harga dapat kembali normal sehingga saya juga dapat membeli harga yang lebih mahal kepada nelayan,” ungkap Sapar. (Bk/Dika)