Bursakota.co.id, Natuna – Di tengah masa pandemi Covid-19 yang tak kunjung usai para petani karet sedikit dapat bernapas lega, pasalnya harga karet di Natuna kembali stabil, setelah beberapa tahun belakangan ini harga karet memang mengecewakan.
Ini dituturkan oleh salah seorang petani karet, Muherman (40) berdomisili di Meso, RT 005/ RW 003, Desa Batu Gajah, Kecamatan Bunguran Timur.
Kepada bursakota.co.id Muherman menuturkan, sejak harga karet kembali normal, ia pun mulai menekuni pekerjaan menyadap karet.
“Harga karet sejak bulan puasa kemarin sudah naik, dulu harga Rp.6000 sampai Rp. 7000 paling mahal. Tapi sekarang sudah Rp.10.000 sekilo,” tuturnya Minggu (08/09).
Hal senada juga diungkapkan oleh Mohd Saib, salah seorang warga yang memiliki kebun karet kampung Meso. Dirinya berujar, dengan naiknya harga karet ini, sangat membantu perekonomian masyarakat khususnya petani karet.
“Dimasa sulit seperti saat ini, memang sangat membantu kebutuhan dirumah tangga,” ucapnya.
Sementara, Nazir, seorang pengepul karet yang berada diwilah Desa Batu Gajah, dirinya membenarkan hal itu.
Nazir mengatakan bahwa ia membeli karet dengan kisaran harga Rp.10,000 karena harga dari pabrikpun juga ikut naik.
“Harga saya beli Rp.10.000 perkilo karena harga karet sudah naik. Hanya saja saya berani menampung karet jika kapal pengangkut karet sudah mulai muat, atau sudah mau berangakat, supaya modal gak mati. Maklum kita juga pakai modal sendiri,” tuturnya.
Selain itu, Nazir juga menjelaskan, hasil karet yang ada di Natuna ini pada umumnya di ekspor ke Kalimantan.
“Saya hanya membeli karet dalam wilayah terdekat saja, seperti Sebakung, Sebala, Meso dan Singgang Bulan. Namun banyaknya saat diantar ke kapal yang ada di pelabuhan Penagi, kadang-kadang mencapai 10 ton atau malah kurang,” terangnya.***(dodi)
Editor : Faturahman