Bursakota.co.id, Natuna – Gedung Kebudayaan Kabupaten Natuna yang di beri Nama Museum Sri Serindit sudah hampir rampung dibangun, namun gedung megah berlantai dua tersebut sudah mulai terlihat bocor.
Berdasarkan pantauan beberapa orang tim media pada Rabu (15/12), terdapat sejumlah titik genangan dan bekas genangan air di lantai dua dan juga di lantai dasar museum.
Genangan air tak hanya terlihat di dalam gedung saja, bahkan di beberapa tempa seperti di depan pintu masuk, di area parkir bahkan di jalan sekitaran gedung.
Akibat kebocoran ini menyebabkan sejumlah kramik dan beberapa fasilitas lainnya mengalami perubahan warna. Kramik yang tadinya berwarna putih krem berubah menjadi hitam dan kecokelatan karena tergenang air.
Selain bocor, tampak juga kerusakan di sejumlah plafon bangunan. Kerusakan itu berupa ada beberapa bagian plafon ambruk dan ada juga yang masih menempel tetapi terlihat bergelombang dan akan ambruk.
Terkait kerusakan ini belum ada satu pun pihak yang bersedia memberikan keterangan rincinya. Hanya saja sejumlah pihak juga mensinyalir atap beton bangunan tersebut mengalami retak dan mengakibatkan kebocoran saat terjadi hujan.
Bahkan keretakan lantai beton itu bukan hanya diduga terjadi di lantai atap tapi juga dilantai dua, sebab genanangan air hujan yang terdapat di lantai dua juga merembes hingga ke lantai dasar bangunan.
Kepala Bidang Kebudayaan Dinas Pariwisata Kabupaten Natuna, Hadisun mengaku gedung tersebut belum selesai dikerjakan. Saat ini pekerja sedang menyelesaikan bagian interior gedung.
“Pekerjaanya belum selesai, bang. Jadi kalau ada kebocoran akan diperbaiki,” kata Hadisun di tempat kerjanya, melalui telepon.
Dikatakannya, untuk mengatasi kebocoran itu pihak pekerja sedang menyelesaikan atap tambahan di bagian atap gedung, sehingga kebocoran dapat teratasi.
“Jadi atap beton itu diatapi lagi, biar air ujannya tak masuk lagi. Tapi ini pekerjaan pusat, bang,” ujarnya.
Diketahui bahwa Gedung Kebudayaan Kabupaten Natuna ini dibangun sejak tahun 2018 lalu dengan total anggaran sekitar Rp. 43 miliar dengan rincian anggaran meliputi anggaran penimbunan tanah sebesar Rp. 3,5 miliar, tiang pancang sebesar Rp. 4,5 miliar, konstruksi tahap pertama sebesar Rp. 10 miliar dan konstruksi lanjutan sebesar Rp. 18 miliar serta interior sebesar Rp. 7,5 miliar.
Gedung Moesum ini dibangun diatas lahan seluas kurang lebih 1 hektare yang berlokasi di komplek Natuna Gerbang Utaraku (NGU) atau yang lebih di kenal dengan komplek Masjid Agung Natuna. (Red)