
Bursakota.co.id, Anambas – Nelayan Kabupaten Kepulauan Anambas menyampaikan curahan isi hatinya (Curhat) kepada Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono saat melaksanakan kunjangan kerja di Kabupaten Kepulauan Anambas.
Kunjungan Kerja Menteri Trenggono di Kabupaten Kepulauan Anambas disambut ratusan nelayan yang tergabung dalam Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kabupaten Kepulauan Anambas. Mereka berbodong-bodong mendatangi lokasi terakhir kunjungan Menteri KP di Pantai Tanjung Momong untuk melakukan dialog terkait permasalahan yang selama ini mereka hadapi.
Sekretaris (HNSI) KKA Dedi Syahputra, mengapresiasi atas kehadiran Menteri KP di Kabupaten Kepulauan Anambas, yang telah memberikan kesempatan untuk bisa berdialog langsung, terkait permasalahan-permasalahan yang sering dihadapi oleh nelayan diperaian yang berbatasan langsung dengan negara-negara besar.
“Tentu dengan waktu yang singkat, kami mengapresiasi setinggi-tingginya kepada bapak menteri yang sudah mau berkunjung ke Anambas, seperti yang bapak sampaikan pada waktu itu ingin berdialog langsung dengan nelayan Provinsi Kepulauan Riau khususnya Anambas,” ucapnya di lokasi Gernas BCL Pantai Tanjung Momong, Desa Tarempa Timur, Rabu (19/10/2022).
Dalam kesempatan itu Sekretaris (HNSI) KKA, mengawali dialog dengan menyampaikan permasalahan yang sering di jumpai oleh nelayan-nelayan Anambas yaitu kapal cantrang yang masih beroperasi di laut Natuna-Anambas, menurutnya ini merupakan kondisi yang memperhatikan bagi nelayan Anambas.
“Kami berharap terkait cantrang alat tangkap ilegal yang dilarang oleh peraturan menteri nomor 18 tahun 2021 itu, dapat dilakukan penindakan dan penanganan yang tepat untuk berkelanjutan,”pinta Dedi di hadapan Menteri Trenggono.
Kemudian masih dalam penangkapan terkait permasalahan pengawasan di perairan Natuna-Anambas, dirinya juga menambahkan untuk melibatkan nelayan dalam pengawasan, karena nelayan sering menjumpai kapal ilegal tersebut.
“Kami butuh akses komunikasi langsung kepada pengawasan di laut, agar kami dapat melaporkan saat kejadian dan dapat segera ditindak,”ucapnya.
Hal serupa juga disampaikan, oleh Ketua HNSI Kecamatan Palmatak Yoven, mengatakan sering bertemu dengan kapal-kapal cantrang yang masih beraktifitas di perairan laut Natuna-Anambas, saat dirinya dan nelayan lain mencari ikan.
Dengan kehadiran kapal-kapal cantrang yang masih beraktifitas di laut Anambas tentunya, ini menjadi resah gelisah dan hambatan, menurutnya kapal-kapal tersebut tidak ramah lingkungan, dan merusak ekosistem laut yang sangat berbahaya bagi para nelayan pancing ulur.
“Jadi, pak menteri harapan saya sebagai orang yang terlibat langsung di laut itu, tolong pak menteri ditindak tegas terhadap kapal cantrang tersebut, kami nelayan-nelayan di Kabupaten Kepulauan Anambas ini berbeda tangkap dengan kapal-kapal di daerah luar sana, kami hanyalah nelayan yang bermodalkan tali dan umpan, bahkan kami sekarang harus mencari ikan ratusan mil, karena itu tadi terumbu karang ikan kami sudah rusak,”pungkasnya.(Bk/Jun).