Bursakota.co.id, Natuna – Warga Pulau Laut di Kabupaten Natuna mengeluhkan mahalnya harga bahan bakar minyak (BBM) jenis pertalite.
Pasalnya, satu liter pertalite di pulau terluar itu dibanderol Rp15 ribu.
Padahal, pemenuhan akan kebutuhan BBM bersubsidi bagi masyarakat hingga saat ini terus menjadi perhatian pemerintah.
Sebagai upaya pemerataan harga BBM bersubsidi di Indonesia, pemerintah menerapkan program BBM satu harga.
Kabupaten Natuna sendiri termasuk bagian dari program ini. Namun sayangnya program ini ternyata belum menyentuh Pulau Laut yang merupakan pulau terluar dan termasuk daerah 3T.
Hingga saat ini warga Pulau Laut belum merasakan BBM satu harga khususnya jenis pertalite.
Camat Pulau Laut, Bambang Erawan membenarkan kondisi yang dialami oleh masyarakatnya, dimana harga Pertalite sangat tinggi mencapai Rp15 ribu perliter, padahal dalam program BBM satu harga Pertalite hanya Rp10.000 perliter.
Ia menjelaskan, dengan keadaan yang dirasakan bersama warganya itu seakan Pulau Laut belum merdeka.
“Persoalan di sini cukup kongkrit, mulai dari transportasi, infrastruktur, sinyal dan sekarang nambah lagi soal BBM mahal,” kata Camat Bambang memaparkan.
Ia berharap agar pemerintah mulai dari tingkat II, I dan pusat dapat lebih memperhatikan kesejahteraan masyarakat di pulau terluar itu.
Menanggapi hal tersebut, Ketua Komisi II DPRD Natuna Marzuki mengatakan bahwa kondisi sulit yang dialami masyarakat di sana menjadi perhatian khusus bagi mereka.
Guna mengatasi persoalan ini, pihaknya akan melakukan upaya-upaya, di antaranya melakukan koordinasi dengan pihak Pertamina dan pemerintah daerah.
“Nanti saya akan koordinasi dengan Pemda dalam hal ini Kabag Ekonomi, tentunya juga dengan pihak Pertamina,” kata Marzuki melalui sambungan telepon.
Marzuki mengungkapkan, persoalan selisih harga BBM khusus pertalite di pulau-pulau di daerah perbatasan kerap terjadi. Sebelumnya persoalan serupa pernah terjadi di Serasan dan Subi.
Dikarenakan jarak dari Depo Pertamina Selat Lampa ke pulau-pulau cukup jauh, sehingga harga BBM di pulau itu terdapat selisih harga.
Dengan selisih harga yang signifikan, akhirnya DPRD melakukan upaya berupa kesepakatan antara pihak penyalur dan masyarakat.
“Yang di Serasan dan Subi meskipun belum satu harga, tapi harganya sudah turun dari sebelumnya, sekarang per liter nya Rp 12 ribu,” kata Marzuki.
Hal tersebut juga akan dilakukan untuk mengatasi persoalan harga BBM pertalite di Pulau Laut.
“Kami akan upayakan hal ini, sebab ini menjadi persoalan masyarakat kita di sana,” tuturnya.
Editor : Dika