Batik Mangrove Meriahkan Stand Bazar Kecamatan Jemaja Timur di MTQH Ke VIII Anambas

0
140
Ket Foto : Batik Mangrove Ikut serta mengisi stand Bazar Kecamatan Jemaja Timur, di Perhelatan Musabaqoh Tilawatil Quran dan Hadits (MTQH) Ke VIII Tingkat Kabupaten Kepulauan Anambas.

Bursakota.co.id, Anambas – Batik Mangrove Ikut serta mengisi stand Bazar Kecamatan Jemaja Timur, di Perhelatan Musabaqoh Tilawatil Quran dan Hadits (MTQH) Ke VIII Tingkat Kabupaten Kepulauan Anambas.

Batik Mangrove merupakan salah satu produksi dari penggiat batik yang berada di Kabupaten Kepulauan Anambas, lebih tepatnya di Desa Genting Pulur Kecamatan Jemaja Timur.

Sahrul Hidayat Ketua Komunitas KOMPAK, menjelaskan keikutan serta hasil produksi dalam pameran stan Bazar Kecamatan Jemaja Timur tersebut dengan tujuan untuk memperkenalkan kepada masyarakat Anambas bahwa di Kabupaten Kepulauan sendiri ada penggiat batik yang menggunakan bahan pewarna alami dari mangrove.

“Disini kita hanya sebagai penyelenggara saja, dan kebetulan Kabupaten Kepulauan Anambas sedang mengadakan MTQH jadi kita ikut sertakan hasil produk kawan-kawan penggiat batik dari Desa Genting Pulur,” jelasnya, Rabu (06/03/2024).

Ia juga mengatakan, bahwa Batik Mangrove yang di produksi oleh Penggiat Batik Desa Genting Pulur tersebut memanfaatkan limbah dari Mangrove sebagai bahan pewarnanya, yang mana Desa Genting Pulur sendiri juga memiliki hutan Mangrove.

“Pewarna yang di pakai oleh kita dan kawan-kawan (Penggiat Batik) sendiri itu warna alami dari Alam yang ada di Desa Genting Pulur, yang kita pakai itu Propagulnya yang biasa di kenal buah bakau, dan kulit dari batangnya,” ucapnya.

Pengunjung melihat batik mangrove di stand bazar kecamatan Jemaja Timur

“Nah buahnya itu kita ambil dan kita jemur hingga dia kering dan kita rebus, jadi airnya itu yang kita jadi kan untuk warnanya,” tambah Sahrul.

Dirinya mengungkapkan, untuk mama Batik Mangrove sendiri di ambil dari bahan pewarna yang mana tadi bahan pewarnanya itu berasal dari manggrove, serta Desa Genting pulur yang juga memiliki hutan Mangrove.

“Kita namakan Batik Mangrove ini karena bahan warna, serta juga motifnya yang nanti juga akan ada berkaitan dengan mangrove, seperti daunnya dan ekosistem yang ada di hutan mangrove itu sendiri,” ungkapnya.

Sementara itu, Sahrul juga mengakui, untuk saat ini pihaknya masih fokus kepada batik khas Kabupaten Kepulauan Anambas yaitu Batik Cual, dengan empat motif yaitu ikan Sekawan, Bulan Purnama, Pucuk Rebung dan Sampan Layar.

“Karena Anambas ini punya Batik khas yaitu Cual, jadi kita produksi kan dulu untuk Cualnya, Namun kita tetap akan memproduksi yang berkaitan dengan Habitat mangrove,” akuinya.(Bk/Jun).

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini