Siak – Sebuah rekaman CCTV yang memperlihatkan keberadaan harimau di perkantoran PT. Eka Sapta Kawasan Industri Tanjung Buton tepatnya di Kampung Sungai Rawa, Kecamatan Sungai Apit, kembali memicu kekhawatiran warga setempat.
Menanggapi hal ini, Ketua DPRD Siak, Indra Gunawan, menyampaikan keprihatinannya dan menghimbau masyarakat Kabupaten Siak, terutama yang berada di Kampung Sungai rawa dan sekitarnya agar meningkatkan kewaspadaan, khususnya saat beraktivitas di luar rumah pada malam hari.
“Adanya penampakan harimau ini menjadi persoalan serius kita bersama. Ini bukan pertama kali terjadi di Kampung Sungai Rawa. Sebelumnya, serangan harimau telah menimbulkan korban, dan saya meminta masyarakat untuk lebih waspada,” ujar Ketua DPRD Siak, Indra Gunawan saat dihubungi awak media, Jumat (13/12/2024).
Ia mengungkapkan, penampakan harimau ini tidak hanya mengancam keselamatan fisik warga, tetapi juga menimbulkan rasa cemas yang mendalam. Konflik semacam ini sering kali mempengaruhi aktivitas harian masyarakat, seperti petani perkebunan kelapa sawit, pekerja pelabuhan cangkang atau bahkan sekadar keluar rumah untuk kebutuhan mendesak.
“Kami memahami ketakutan masyarakat. Ketika manusia dan satwa liar berada dalam satu area yang sama, konflik sangat mungkin terjadi. Harimau sebagai hewan liar bertindak berdasarkan instingnya, tetapi kita juga harus melindungi masyarakat dari potensi bahaya,” lanjut Indra.
Indra Gunawan memastikan bahwa pihaknya tidak tinggal diam. Dalam waktu dekat pihaknya akan koordinasi dengan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Riau untuk mencari solusi terbaik.
“Kita akan berkoordinasi dengan BKSDA dan pihak-pihak terkait lainnya untuk memastikan bahwa langkah penanganan dapat dilakukan secara tepat. Baik itu relokasi harimau ke habitatnya yang lebih aman maupun langkah mitigasi konflik lainnya,” ungkap Indra.
Menurutnya, selain langkah penanganan langsung terhadap harimau tersebut, perlu juga dilakukan sosialisasi kepada masyarakat tentang cara menghindari konflik dengan satwa liar.
Penampakan harimau ini bukanlah kejadian pertama di Kampung Sungai Rawa. Dua serangan harimau sebelumnya telah menyebabkan korban luka. Hal ini menjadi bukti bahwa wilayah tersebut telah menjadi area konflik antara manusia dan satwa liar.
“Harimau mungkin merasa habitatnya terancam atau terganggu. Ini menjadi tantangan besar bagi kita semua, bagaimana menemukan keseimbangan antara aktivitas manusia dan kelangsungan hidup satwa liar,” ujarnya.
Indra menegaskan pentingnya kolaborasi antara pemerintah daerah, BKSDA, perusahaan, dan masyarakat untuk menciptakan solusi yang berkelanjutan. Selain itu, ia berharap agar pemerintah daerah dapat mempercepat upaya pelestarian hutan sebagai habitat alami harimau serta membatasi ekspansi manusia ke wilayah yang merupakan jalur pergerakan satwa liar.
“Kita tidak hanya berbicara tentang perlindungan manusia, tetapi juga pelestarian ekosistem. Dengan langkah yang terencana, kita berharap tidak ada lagi korban, baik dari manusia maupun satwa,” tegas Indra Gunawan.
Indra juga mengingatkan masyarakat untuk segera melaporkan setiap penampakan harimau atau tanda-tanda keberadaannya kepada aparat setempat. Selain itu, warga diminta menghindari aktivitas sendirian di malam hari.
“Dengan kerja sama semua pihak, saya yakin konflik ini bisa diredam, sehingga keamanan warga dan kelangsungan hidup harimau bisa terjaga,” tutup Indra.
Penanganan konflik ini menjadi ujian nyata bagi Kabupaten Siak dalam menjaga keseimbangan antara pembangunan daerah dan pelestarian lingkungan hidup.
Sebelumnya, Harimau terekam kamera CCTV perusahaan Stockpile Cangkang Eka Sapta berada di sekitar Kawasan Industri Tanjung Buton, Kampung Sungai Rawa, Rabu (11/12) sekitar pukul 02.29.00 WIB
Dari video terlihat kaki belakang sebelah kanan harimau tersebut pincang. Belum diketahui penyebab kaki harimau menjadi pincang seperti itu.(Bk/Adi)