Kisah Ratna Sari dan Pentingnya Meningkatkan Layanan Kesehatan di RSUD Tarempa

0
13
Ket Foto : Ratna Sari (33), pasien asal Desa Nyamuk mendapatkan perlakukan kurang menyenangkan dari tim medis RSUD Tarempa, Senin, (16/09/2024).

Bursakota.co.id, Anambas – Ratna Sari (33), pasien asal Desa Nyamuk mendapatkan perlakukan kurang menyenangkan dari tim medis RSUD Tarempa, Senin, (16/09/2024).

Ratna menjelaskan pasca dua hari menjalani operasi caesar (melahirkan) ia ingin pulang ke rumah di Desa Nyamuk.

Kemudian, ia meminta kepada petugas ruangan kebidanan yang berjaga untuk menyampaikan ke supir Ambulance supaya bisa diantarkan ke Pelabuhan Tarempa pada pukul 13.00 WIB.

“Awalnya bidannya bilang lagi jam istirahat dan kalau misalnya bersurat baru bisa diantar jemput. Itu yang bilang ciri-ciri petugasnya berjilbab sedikit tinggi dan memakai bahel di giginya,” kata Ratna.

Karena tidak mendapatkan respon yang baik, disertai takut ketinggalan kapal, akhirnya Ratna mengalah dan memilih pulang menggunakan sepeda motor yang dikendarai oleh kerabatnya.

“Bidan tahu kalau saya habis operasi. Saya ngalah, terpaksa kuat-kuatkan harus naik motor. Cukup saya saja yang jadi korban, semoga kedepan pelayanan lebih baik,” keluh Ratna.

Sementara itu, Kepala Ruangan Kebidanan, Meri mengaku belum mendapat informasi yang pasti mengenai peristiwa tersebut. Karena, pada saat kejadian, ia lagi libur.

“Jika ada penyataan seperti itu, tidak cocok deh bang,” kata Meri.

Biasanya, kata dia, jika ada pasien yang ingin pulang memang difasilitasi oleh Ambulance. Namun, pada kejadian ini, anggota yang bertugas diruangan belum ada menyampaikan ke dia.

“Tidak ada harus pakai surat. Insya allah kalau ada pasien kami mau pulang, Ambulance selalu stand by. Kalau informasinya belum sampai ke saya, kalau ada pasti anggota bilang ke saya dulu, kalau ada pasien mau pulang,” tutur dia.

Terpisah, Humas RSUD Tarempa, Januardi mengatakan pada kasus yang menimpa Ratna hanya misskomunikasi antara supir Ambulance dengan penjaga ruangan kebidanan.

Biasanya, ketika ada pasien yang pulang, penjaga ruangan yang melakukan komunikasi dengan bagian Ambulance.

“Petugas Ambulance tidak ada dihubungi. Padahal sudah stand by. Biasa yang hubungi orang yang diruangan. Misalnya dari ruangan bidan berarti orang bidan yang hubungi Ambulance,” terang Januardi.

Dalam prosedur yang dimiliki RSUD Tarempa, penggunaan Ambulance untuk pasien tidak memerlukan surat. Kemudian, untuk pasien yang ingin pulang tidak diharuskan diantar dengan menggunakan Ambulance.

“Walaupun seharusnya tidak diantar pulang, kita tetap antarkan. Karena sudah menjadi budaya disini. Kita disini hanya jalankan prosedur,” pungkas Januardi.(Bk/Jun).

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini