Bursakota.co.id, Natuna – Sejak diresmikan oleh Bupati Natuna Wan Siswandi pada 27 Juli 2023, Museum Natuna yang terletak di Jalan Poros menuju Komplek Masjid Agung Kecamatan Bunguran Timur telah menjadi destinasi populer bagi masyarakat lokal dan pelajar.
Dibangun dengan anggaran sebesar Rp34 miliar yang dimulai pada 2016 dan selesai pada tahun 2021, bangunan megah dua lantai ini memiliki koleksi-koleksi barang peninggalan bersejarah yang sangat mengedukasi dan menginspirasi, sumber dana APBN Kemdikbduristek RI.
Saat ini Museum Natuna dapat dikunjungi setiap hari Senin hingga Jum’at, mulai pukul 8 pagi hingga 3 sore.
Pihak berwenang berharap bahwa museum ini tidak hanya menjadi tempat penyimpanan warisan budaya, tetapi juga dapat memberikan manfaat bagi pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) di Kabupaten Natuna.
Museum Natuna memamerkan berbagai artefak purbakala seperti gerabah, peninggalan Dinasti Cina, pedang pusaka, bedil, barang-barang masa penjajah, dan perabotan rumah tangga zaman dulu.
Di dinding museum, terpampang naskah-naskah sejarah dengan informasi terkait. Terdapat pula ruang sinema (audio visual) yang memutar kisah-kisah sejarah Natuna.
Kepala Dinas Pariwisata Natuna, Hardiansyah, menjelaskan bahwa koleksi benda-benda di Museum Natuna meliputi peninggalan sejarah dari abad ke -9 hingga abad ke-16 Masehi.
Menurut Hardiansyah, benda-benda bersejarah yang tersimpan rapi di Museum Natuna mulai dari Dinasti Tang (618-907 M), Periode Lima Dinasti dan Sepuluh Kerajaan (907-960 M), kemudian benda-benda peninggalan Dinasti Song (960-1279 M), Dinasti Yuan (1279-1368 M), dan Dinasti Ming (1368-1644).
“Barang yang paling banyak itu berbentuk Guci, ada juga yang terakhir kemaren ditemukan Benggong atau peti mati peninggalan abat ke-15,”sebutnya.
Salah seorang pengunjung, Ita mengaku kagum dengan barang-barang purbakala yang tersimpan rapi di Museum Natuna, seperti guci, gerabah, dan barang bersejarah lainnya.
Baginya, itu merupakan bukti bahwa dimasa lampau Natuna sangat kaya akan benda-benda bersejarah.
“Itu bukan hanya benda mati, tetapi juga ilmu pengetahuan. Melihat peninggalan masa lalu, kita bisa memahami dan menelusuri sejarah Natuna,” sebutnya.
Museum Natuna bukan hanya menjadi tempat penyimpanan sejarah, tetapi juga tempat yang menginspirasi dan mendidik masyarakat serta generasi penerus akan kekayaan budaya dan sejarah yang dimiliki oleh Kabupaten Natuna.
Laporan : Doni