Bursakota.co.id, Kepri – Setelah Kota Tanjungpinang dan Batam turun ke PPKM level 3, kini kabar gembira datang dari keterisian tempat tidur pasien Covid-19 di Kepri yang terus turun. Pada Sabtu (14/8) ini, Bed Occupancy Ratio (BOR) di Provinsi Kepri turun ke 40,01 persen.
BOR di Kepri secara bertahap terus turun. Bahkan Kota Tanjungpinang yang sempat berada diatas 90 persen, kini sudah berada di angka 59,81 persen. Sedangkan Kota Batam, turun cukup signifikan ke angka 35,53 persen.
Tercatat persentase BOR di Kepri sejak berakhirnya PPKM level 4 pada 2 Agustus lalu, terus menurun. Pada 2 Agustus BOR di Kepri masih di angka 64,51 persen. Kemudian pada tanggal 3 dan 4 bertahan di 61,94 persen. Trend itu terus turun hingga pada 12 dan 13 Agustus ini, BOR di Kepri berada di angka 40,01 persen.
Zona merah juga berkurang di Kepri. Per tanggal 13 Agustus ini, tinggal Karimun yang masih berada di zona merah Covid-19. Karimun baru naik ke zona merah, pada 12 Agustus kemarin. Lingga, Tanjungpinang dan Batam yang beberapa hari lalu masih berada di zona merah, sudah turun ke zona orange.
Diharapkan trend baik ini, akan terus meningkat hingga beberapa daerah di Kepri yang kini berada di PPKM level 3, bisa turun ke level 2. “Jika penurunan ini dapat berlanjut, tentu dengan dukungan seluruh komponen masyarakat, kita yakin akan memasuki level 2 pada tanggal 23 Agustus mendatang,” sebut Tjetjep Yudiana, Juru Bicara Tim Satgas Penanganan Covid-19 Provinsi Kepri, Sabtu (14/8).
Ada beberapa hal yang diduga menyumbang turunnya angka BOR di Kepri. Yaitu angka vaksinasi Covid-19 yang sudah berada diatas 70 persen. Angka ini jauh dari persentase vaksinasi Covid-19 secara nasional. Bahkan Kepri menjadi daerah dengan persentase vaksinasi tertinggi di Indonesia.
Per tanggal 13 Agustus, persentase vaksinasi di Kepri sudah 70,26 persen. Ada beberapa kabupaten/kota, yang sudah melewati target capaian 70 persen. Yaitu Kota Tanjungpinang, Bintan, Anambas, natuna dan Karimun.
“Juga karena pemberlakuan PPKM level 4 berhasil membatasi mobilitas masyarakat, peningkatan jumlah tracing dan testing dan masyarakat yang sudah paham untuk menghindari kerumuman,” tambah Tjetjep.
Ia berharap kesadaran masyarakat untuk disiplin menerapkan protocol kesehatan semakin membaik, sehingga penurunan kasus bisa terus berlanjut,” tambah Tjetjep.
(***kristanto)
Editor: Paturrahman