Bursakota.co.id, Natuna – Animo dan partisipasi staf Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Kabupaten Natuna, dalam mengikuti vaksinasi cukup tinggi dan telah mencapai 98 persen.
Sisa staf yang belum melakukan vaksin bukan tidak mau divaksin namun lantaran terbentur dengan kesehatan, ada 9 (sembilan) orang yang belum bisa divaksin diantaranya 8 (Delapan) orang yang pernah terpapar covid dan 1 (satu) dalam keadaan hamil.
Kepala Disnakertrans Kabupaten Natuan, Hussyaini mengatakan, untuk saat ini yang telah divaksin kurang lebih 98 persen.
“Masih ada 9 (sembilan ) orang yang masih belum bisa divaksin, 9 (Sembilan) orang ini bukan tidak mau divaksin namun mereka yang pernah terpapar Covid dan 1 (Satu) orang dalam keadaan hamil, karena berdasarkan anjuran dari kesehatan, orag yang pernah terpapar covid tidak boleh divasksin sebelum 3 (tiga) bulan setelah pasca penyembuhan,” papar Hussyaini, kepada awak media, diruang kerjanya jalan Taruna Gedung BLK Bandarsyah, Rabu (23/06).
Hussyaini juga menuturkan, tujuan dari pelaksanaan vaksin ini ialah selain mengikuti anjuran dari pemerintah dan juga untuk mencegah penyebaran covid.
“Namun kita sebagai manusia tetap selalu berihtiar tetap mengedepan prokes kesehatan, walaupun telah di vaksin ajuran prokes harus tetap kita patuhi,”tuturnya.
Selain itu, Hussyaini mengajak kepada seluruh lapisan masyarakat agar tidak merasa takut untuk divaksin.
“Kepada masyarakat mari kita bersama-sama memutus mata rantai penyebaran covid dinatuna, dengan mengikuti vaksin, tidak perlu merasa cemas karena vaksin ini aman, Sebagai contohnya, yang pertama kali diterapkan oleh pemerintah untuk melakukan vaksin kami para kepala OPD, sejauh ini bagi saya baik-baik saja tidak ada gejala efek yang begitu fatal, hanya efek ringan saja seperti deman, pegal-pegal, hampir samalah ketika kita ikut imunisasi seperti itu lah gejalanya,” ajaknya.
Selain itu Hussyaini selalu mengingatkan pada jajaran stafnya, agar tidak mudah termakan informasi – informasi yang belum tentu benar faktanya terkait vaksin.
“Saya sering memberi gambaran kepada staf-staf saya khususnya, jika menangapi pemberitaan di medsos yang bersipatnya negatif harus kita telusuri dulu kebenaran pemberitaan itu, jagan ditelan mentah-mentah, karena ada juga pemberitaan itu tidak sesuai dengan realita yang terjadi, bisa jadi berita itu sudah beberapa tahun yang lalu, begitu juga masyarakat jangan mudah termakan sama isu-isu hoax,” pesannya. (dod)