Jakarta – Akhir tahun sering kali menjadi momen yang ditunggu-tunggu oleh banyak orang. Selain liburan, bonus akhir tahun menjadi salah satu hal yang paling dinantikan, terutama bagi para karyawan. Namun, bagaimana jika bonus yang diterima tidak hanya digunakan untuk berbelanja atau liburan, tetapi juga dialokasikan untuk investasi yang dapat memberikan manfaat jangka panjang?
Berinvestasi di pasar modal adalah salah satu cara yang cerdas untuk memanfaatkan bonus akhir tahun. Mengapa? Pertama, untuk mengoptimalkan bonus di masa depan, atau memindahkan uang yang dimiliki sekarang ke masa depan. Tujuannya, agar di masa depan saat kita sudah tidak produktif atau sudah pensiun, tetap ada uang yang kita siapkan dari masa bekerja.
Bonus akhir tahun sering kali dianggap sebagai “uang tambahan” di luar gaji bulanan. Daripada hanya dihabiskan untuk kebutuhan konsumtif, mengalokasikan sebagian dari bonus ke dalam investasi dapat membantu Anda membangun kekayaan di masa depan. Investasi di pasar modal, seperti saham atau reksa dana, dapat memberikan potensi pertumbuhan nilai yang signifikan dalam jangka panjang.
Kedua, memanfaatkan momentum akhir tahun. Akhir tahun biasanya menjadi momen yang baik untuk berinvestasi karena banyak perusahaan di pasar modal mengeluarkan laporan keuangan tahunan dan membagikan dividen. Selain itu, beberapa instrumen investasi, seperti reksa dana atau saham blue-chip, sering kali menawarkan harga menarik menjelang pergantian tahun.
Ketiga, diversifikasi penggunaan bonus. Penting untuk mengelola bonus dengan bijak. Kita bisa menggunakan strategi 70-10-10-10. Sebanyak 70% untuk kebutuhan utama, yaitu biaya hidup, gaya hidup, dan biaya liburan. Jika memiliki utang, dapat dialokasikan juga untuk membayar utang-utang atau tagihan. Sehingga meningkatkan aset atau kekayaan bersih. Selebihnya 10% untuk dana sosial (beramal, membantu keluarga, atau yayasan sosial), 10% untuk tabungan jangka pendek, dan 10% untuk tabungan jangka panjang.
Dana investasi saham atau reksa dana saham diambil dari dana tabungan jangka panjang atau untuk berinvestasi di pasar modal. Sementara dana tabungan jangka pendek bisa dialolakasikan untuk dana darurat. Jika dana darurat sudah tercukupi sesuai kebutuhan ideal yaitu antara 3-6 kali biaya hidup dan gaya hidup, kelebihannya dapat dialokasikan ke instrumen pasar uang seperti emas, Obligasi Ritel Indonesia (ORI), sukuk, atau reksa dana pasar pasar uang dan reksa dana pendapatan tetap.
Dengan cara ini, kita tetap dapat menikmati hasil kerja keras sambil menyiapkan pondasi keuangan yang kokoh. Jangan lupa mengambil separuh atau seperempat dari dana jangka panjang untuk fondasi proteksi terhadap risiko kehidupan melalui asuransi. Asuransi yang dibeli bisa berupa proteksi kehilangan income untuk biaya rumah sakit, sakit kritis, cacat, kecelakaan, meninggal dan tua (asuransi dana pensiun).
Dana asuransi ini bukan untuk diambil kembali dalam waktu pendek, karena tujuan utama asuransi adalah biaya untuk menjaga risiko kehilangan aset jika terjadi risiko kehidupan. Asuransi semacam biaya penjaga, seperti membayar satpam atau petugas keamanan di rumah atau kantor yang gajinya tidak bisa diminta kembali jika tidak ada pencurian.
Dengan memiliki fondasi asuransi, jika terjadi risiko akan ada penggantian antara dua hingga sepuluh kali lipat dari premi asuransi yang dibayar. Sebaliknya jika tidak terjadi risiko, maka premi yang dibayar bisa menjadi uang pensiun di masa tua, khusus untuk produk asuransi yang memiliki fitur dana tunai di masa depan.
Keempat, bonus akhir tahun bisa digunakan investor pemula untuk mulai belajar berinvestasi. Jika Anda baru memulai, beberapa opsi investasi yang cocok salah satunya adalah reksa dana, karena produk ini dikelola oleh manajer investasi profesional. Apabila ingin berinvestasi pada produk investasi serupa reksa dana namun diperdagangkan di BEI, maka dapat memilih Exchanged-Traded Fund (ETF).
Selain itu bisa juga memulai dengan membeli Surat Berharga Negara (SBN) yang diterbitkan oleh pemerintah dan merupakan instrumen yang relatif aman dengan tingkat pengembalian tetap, salah satunya Obligasi Negara Ritel (ORI). Bagi investor yang ingin berinvestasi saham, maka dapat memilih saham blue chip yang merupakan saham perusahaan besar dengan kinerja stabil.
Sebelum memutuskan memilih instrumen investasi, pelajari instrumen investasi tersebut dan sesuaikan dengan profil risiko Anda. Jika perlu, konsultasikan dengan perencana keuangan yang terpercaya. Untuk memulai menjadi investor di pasar modal, hanya perlu membuka rekening investasi di perusahaan sekuritas seperti membuka rekening bank. Ada banyak pelatihan atau training yang diadakan perusahaan sekuritas untuk memahami strategi investasi dan mempelajari kinerja perusahaan yang sahamnya diperjualbelikan di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Kelima, pahami simulasi investasi dari bonus. Mari kita lihat simulasi sederhana: Jika Anda menerima bonus sebesar Rp10 juta dan menginvestasikan 20% atau Rp2 juta ke dalam saham blue-chip dengan proyeksi potensi pertumbuhan 10% per tahun, nilai investasi Anda dapat bertambah menjadi sekitar Rp3,2 juta dalam lima tahun. Bayangkan jika Anda konsisten melakukannya setiap tahun.
Saat berinvestasi, penting untuk menghindari keputusan impulsif. Jangan tergoda membeli saham hanya karena “ikut-ikutan” atau memilih instrumen tanpa memahami risikonya. Fokuslah pada tujuan jangka panjang dan diversifikasi portofolio Anda. Bonus akhir tahun adalah kesempatan emas untuk memperkuat keuangan. Dengan menyisihkan sebagian untuk investasi di pasar modal, kita tidak hanya menikmati hasil kerja keras di masa kini, tetapi juga mempersiapkan masa depan yang lebih cerah. Ingat, keputusan finansial yang bijak hari ini dapat membawa manfaat yang besar di kemudian hari. Langkah kecil yang Anda ambil hari ini bisa menjadi awal perjalanan menuju kebebasan finansial.(Bk/Tim BEI)